MAHASISWA MD ANGKATAN 2022 PRAKTIK MATA KULIAH ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DI KAB. SIDRAP

  • 18 Desember 2023
  • 09:55 WITA
  • Administrator
  • Berita

Sebanyak 34 mahasiswa angkatan 2022 dari Program Studi Manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi UIN Alauddin Makassar melaksanakan praktik lapangan di Kabupaten Sidrap, Kegiatan ini merupakan penerapan nyata dari ilmu yang mereka pelajari dalam mata kuliah Ilmu Islam dan budaya local.

Kunjungan yang di lakukan oleh mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar dalam mata kuliah Islam dan budaya lokal, bertempat di Kabupaten Sidrap Desa Amparita yang dilakukan pada tanggal 16-17 Desember 2023. Kami menemukan begitu banyak pengalaman dan wawasan terutama ketika kami telah sampai di Desa Amparita, sebelum turun ke pemukiman masyarakat Amparita kami di arahkan ke kantor kelurahan/desa terlebih dahulu untuk menemui kepala desanya, mahasiswa diberikan beberapa aturan-aturan yang harus di jalankan ketika hendak ke pemukiman masyarakat terutama ketika hendak memasuki wilayah Tolotang Towani, perlu kami sampaikan sebelumnya bahwasanya di desa Amparita tersebut terdapat sebuah suku atau lebih spesifiknya sebuah ajaran yang di sebut dengan  Tolotang, kemudian tolotang sendiri terbagi menjadi dua bagian yakni Towani Tolotang dan Tolotang Benteng.  Asal mula Towani Tolotang Masyarakat yang berasal dari Sengkang ialah masyarakat yang menganut kepercayaan yang berbeda, namun karena kepercayaan mereka tidak di akui oleh negara maka dalam KTP mereka tertulis agama Hindu, yang hanya sebagai sekedar samaran saja. Sedangkan asal usul dari Tolotang Benteng yang berasal dari Kabupaten Luwu, mayoritas mereka beragama Islam yang tetap melaksanakan shalat, puasa dan ibadah-ibadah lain pada umumnya di dalam agama Islam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan uwatta ada  beberapa hal yang menarik tentang warga Tolotang itu sendiri, yang paling menarik ialah meraka akan melakukan suatu ritual tahunan yaitu acara mabbolo (ziarah kubur) dimana semua warga setempat ke rumah uwatta membuat kue yaitu baje, di mana kue tersebut di buat banyak dan akan di bawa ke kuburan, kebetulan uwatta disana akan mabbolo (ziarah kubur) pada hari rabu mendatang di wajo, Acara mabbolo di adakan di Amparita setiap tahunnya pada bulan januari akan datang.  ibaratnya sama seperti hari raya idul fitri bagi agama Islam. Namun warga Tolotang ketika hendak melakukan ritual tersebut harus di tempat khusus yakni dilakukan di wilayah Wajo, dan satu hal lagi yang menjadi ciri khas warga Tolotang, adalah tiang rumah mereka berbentuk bundar, namun tidak semua warga mempunyai tiang rumah yang bundar hanya orang orang tertentu saja, seperti para keturunan bangsawan saja yang mana di Tolotang di sebut dengan Uwa' artinya orang-orang terhormat dan pimpinan suku.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan dengan uwata tentang tiang rumah yang harus bundar, jendela rumah yang tidak memiliki kaca itu tidak memiliki falsafah melainkan hanyalah adat istiadat yang telah dilakukan sejak turun temurun. Keturunan to lotang itu menyebar di bagian sulsel seperti Wajo, Luwu, Pare-pare dan mereka banyak terkumpul di Kab. Sidrap khususnya di Kelurahan Amparita. Uwa' Tenriangka Salah seorang uwatta  menjelaskan tentang to Lotang Benteng dan to Lotang Wani perbedaannya dapat dilihat pada saat menggunakan kebaya, to Lotang Benteng menggunakan kebaya putih sedangkan to Lotang Wani tidak menggunakan kebaya putih

Pembimbing rombongan mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah adalah dosen pengampu mata kuliah Islam dan Budaya Lokal  adalah prof Dr. H. Mahmuddin M.Ag, yang mendampingi para mahasiswa dalam kunjungan ke berbagai lokasi bersejarah dan budaya.

Kegiatan kuliah lapangan  ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa. Selain itu, melalui KKL, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman berharga dalam mengenal dunia kerja dan memahami lingkungan kerja yang baik.

Dengan penuh semangat, para mahasiswa menunaikan amanah kuliah lapangan ini,  mereka dengan menginjakkan kaki di bumi Amparita Kabupaten Sidrap, untuk menyelami budaya, dan memperkaya wawasan mereka. Diharapkan, pengalaman ini dapat menjadi bekal berharga untuk melangkah ke dunia kerja di masa depan.

"Semoga kegiatan praktik lapangan yang telah dilaksanakan dapat menambah wawasan tentang pengetahuan Islam dan Budaya local bagi mahasiswa, serta memberikan pengalaman berharga yang juga mempererat tali persaudaraan di antara mereka," ujarnya.