Sebanyak 34 mahasiswa angkatan 2022 dari Program Studi
Manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi UIN Alauddin Makassar melaksanakan
praktik lapangan di Kabupaten Sidrap, Kegiatan ini merupakan penerapan nyata
dari ilmu yang mereka pelajari dalam mata kuliah Ilmu Islam dan budaya local.
Kunjungan yang di lakukan oleh mahasiswa Manajemen
Dakwah UIN Alauddin Makassar dalam mata kuliah Islam dan budaya lokal,
bertempat di Kabupaten Sidrap Desa Amparita yang dilakukan pada tanggal 16-17
Desember 2023. Kami menemukan begitu banyak pengalaman dan wawasan terutama
ketika kami telah sampai di Desa Amparita, sebelum turun ke pemukiman
masyarakat Amparita kami di arahkan ke kantor kelurahan/desa terlebih dahulu
untuk menemui kepala desanya, mahasiswa diberikan beberapa aturan-aturan yang
harus di jalankan ketika hendak ke pemukiman masyarakat terutama ketika hendak
memasuki wilayah Tolotang Towani, perlu kami sampaikan sebelumnya bahwasanya di
desa Amparita tersebut terdapat sebuah suku atau lebih spesifiknya sebuah
ajaran yang di sebut dengan Tolotang,
kemudian tolotang sendiri terbagi menjadi dua bagian yakni Towani Tolotang dan Tolotang
Benteng. Asal mula Towani Tolotang Masyarakat
yang berasal dari Sengkang ialah masyarakat yang menganut kepercayaan yang
berbeda, namun karena kepercayaan mereka tidak di akui oleh negara maka dalam
KTP mereka tertulis agama Hindu, yang hanya sebagai sekedar samaran saja. Sedangkan
asal usul dari Tolotang Benteng yang berasal dari Kabupaten Luwu, mayoritas
mereka beragama Islam yang tetap melaksanakan shalat, puasa dan ibadah-ibadah
lain pada umumnya di dalam agama Islam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan uwatta ada beberapa hal yang menarik tentang warga Tolotang
itu sendiri, yang paling menarik ialah meraka akan melakukan suatu ritual
tahunan yaitu acara mabbolo (ziarah kubur) dimana semua warga setempat ke rumah
uwatta membuat kue yaitu baje, di mana kue tersebut di buat banyak dan akan di
bawa ke kuburan, kebetulan uwatta disana akan mabbolo (ziarah kubur)
pada hari rabu mendatang di wajo, Acara mabbolo di adakan di Amparita setiap
tahunnya pada bulan januari akan datang. ibaratnya sama seperti hari raya idul fitri
bagi agama Islam. Namun warga Tolotang ketika hendak melakukan ritual tersebut
harus di tempat khusus yakni dilakukan di wilayah Wajo, dan satu hal lagi yang
menjadi ciri khas warga Tolotang, adalah tiang rumah mereka berbentuk bundar,
namun tidak semua warga mempunyai tiang rumah yang bundar hanya orang orang
tertentu saja, seperti para keturunan bangsawan saja yang mana di Tolotang di
sebut dengan Uwa' artinya orang-orang terhormat dan pimpinan suku.
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan dengan uwata
tentang tiang rumah yang harus bundar, jendela rumah yang tidak memiliki kaca itu
tidak memiliki falsafah melainkan hanyalah adat istiadat yang telah dilakukan
sejak turun temurun. Keturunan to lotang itu menyebar di bagian sulsel seperti Wajo,
Luwu, Pare-pare dan mereka banyak terkumpul di Kab. Sidrap khususnya di Kelurahan
Amparita. Uwa' Tenriangka Salah seorang uwatta menjelaskan tentang to Lotang Benteng dan to Lotang
Wani perbedaannya dapat dilihat pada saat menggunakan kebaya, to Lotang Benteng
menggunakan kebaya putih sedangkan to Lotang Wani tidak menggunakan kebaya
putih
Pembimbing rombongan mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah
adalah dosen pengampu mata kuliah Islam dan Budaya Lokal adalah prof Dr. H. Mahmuddin M.Ag, yang mendampingi
para mahasiswa dalam kunjungan ke berbagai lokasi bersejarah dan budaya.
Kegiatan kuliah lapangan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah
pada pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa.
Selain itu, melalui KKL, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman
berharga dalam mengenal dunia kerja dan memahami lingkungan kerja yang baik.
Dengan penuh semangat, para mahasiswa menunaikan
amanah kuliah lapangan ini, mereka
dengan menginjakkan kaki di bumi Amparita Kabupaten Sidrap, untuk menyelami
budaya, dan memperkaya wawasan mereka. Diharapkan, pengalaman ini dapat menjadi
bekal berharga untuk melangkah ke dunia kerja di masa depan.
"Semoga kegiatan praktik lapangan yang telah
dilaksanakan dapat menambah wawasan tentang pengetahuan Islam dan Budaya local bagi
mahasiswa, serta memberikan pengalaman berharga yang juga mempererat tali
persaudaraan di antara mereka," ujarnya.